Bulan Safar menyimpan banyak peristiwa penting dalam sejarah Islam. Bulan ini menjadi saksi bisu atas peristiwa-peristiwa besar yang membawa perubahan signifikan dalam perjalanan Islam. Nah, sebelum kita berbicara lebih lanjut tentang segala kejadian di bulan Safar, kita perlu terlebih dulu mengakrabkan diri dengan sang bulan satu ini.
Daftar Isi Konten
Makna Bulan Safar
Secara etimologi, nama “Safar” berasal dari kata bahasa Arab “صَفَرٌ” yang berarti “kosong” atau “mengosongkan”. Adapun secara terminologi, yang dimaksud kosong adalah meninggalkan rumah untuk merantau, berniaga, atau berperang, yang mencerminkan tradisi Masyarakat Arab pada masa sebelum Islam. Saat itu, mereka terbiasa meninggalkan rumah untuk bepergian bulan Safar. Dalam susunan kalender Hijriyah, Safar merupakan bulan kedua dalam kalender Hijriyah setelah Muharam.
Mitos Bulan Safar
Tak dapat dipungkiri bahwa sebagian umat Islam telah mempercayai bahwa Safar adalah bulan kesialan atau bulan bencana. Padahal, mitos ini sebenarnya sudah dibantah oleh Rasulullah Muhammad SAW melalui sabda beliau yang tertuang dalam hadith dari Abu Hurairah RA berikut:
“Tidak ada wabah (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula tanda kesialan, tidak (pula) burung (tanda kesialan), dan juga tidak ada (kesialan) pada bulan Safar. Mengindarilah dari penyakit judzam sebagaimana engkau menghindar dari singa.”
Hal ini sejatinya terbentuk pada masa pra-Islam atau sebelum Islam, namun ketika Islam datang, Nabi Muhammad SAW berusaha untuk membinasakan takhayul tersebut. Beliau menekankan bahwa tidak ada bulan, hari, atau waktu tertentu yang memiliki pengaruh buruk atau baik secara intrinsik. Berangkat dari hal tersebut, dapat kita tarik benang merah bahwasanya keyakinan masyarakat pra-Islam tentang kesialan di bulan ini tidak memiliki dasar apapun.
Peristiwa Penting di Bulan Safar
Dalam konteks Islami, setiap bulan selalu memiliki makna dan pesan spiritual yang penting. Salah satu peristiwa penting yang terjadi di bulan safar adalah Perang Al-Abwa atau Waddan, yang merupakan salah satu pertempuran pertama yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW setelah Hijrah ke Madinah. Meskipun pertempuran ini tidak menghasilkan pertempuran fisik yang besar, namun bisa menandai dimulainya upaya pertahanan Islam yang lebih terorganisir.
Kemudian terjadi juga hijrah Nabi Muhammad SAW dan Abu bakar dari Mekah dan Madinah. Hal ini bukan hanya sekadar perpindahan fisik, melainkan sebuah transformasi dan langkah strategis yang mengubah Nasib umat Islam dan menandai awal dari kalender hijriyah.
Selain itu, meskipun banyak tradisi lokal dan budaya yang mengaitkan bulan Safar dengan kesialan, dalam Islam, tidak ada larangan untuk melaksanakan pernikahan, memulai usaha, atau kegiatan lainnya pada bulan ini. Bulan ini dapat dijadikan renungan dan memperkuat iman. Ini adalah momen yang baik untuk mengingatkan diri sendiri bahwa keyakinan kepada Allah SWT adalah yang terpenting. Sebagai umat Islam yang hanif, kita tidak boleh membiarkan takhayul atau mitos tidak berdasar memengaruhi keputusan atau perilaku kita.
Kesimpulan
Dengan segala kepercayaan aneh terkait bulan Safar, itu artinya kita harus selalu menanamkan amar ma’ruf nahi munkar dengan mengandalkan iman serta tawakal kepada Allah SWT dalam pemahaman yang benar. Bulan Safar dapat menjadi waktu untuk memperkuat keyakinan kita, memperbanyak amal sholeh, dan mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan hidup dengan penuh keimanan.
Perbanyak amal dan sedekah di bulan Safar, tinggal klik di sini ya!